Negara Penghasil Jagung

Posted on

Jagung menjadi salah satu komoditas yang menjadi andalan banyak negara. Bukan hanya sebagai bahan pangan, tetapi juga sebagai sumber energi alternatif dan bahan baku industri. Negara-negara penghasil jagung ini pun saling bersaing untuk memasarkannya ke seluruh dunia. Namun, bagaimana jadinya jika negara penghasil jagung ini mengalami kekeringan?

Bagaimana Kekeringan Mempengaruhi Produksi Jagung?

Gambar jagung kekeringan

Pada dasarnya, jagung memerlukan air yang cukup untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Namun, apabila terjadi kekeringan yang berkepanjangan, produksi jagung dapat menurun drastis bahkan hingga 50%. Hal ini disebabkan karena jagung membutuhkan air yang cukup terutama pada tahap pembentukan tongkol dan biji. Jika pada saat itu tidak ada air yang cukup, maka jumlah dan ukuran tongkol serta biji jagung akan berkurang.

Tidak hanya itu, kekeringan juga dapat mempengaruhi kualitas jagung yang dihasilkan. Jagung yang dipanen pada saat kekeringan cenderung lebih rendah kualitasnya karena kadar airnya yang rendah. Selain itu, kekeringan juga dapat memicu timbulnya hama dan penyakit pada tanaman jagung yang dapat menurunkan kualitas dan produksinya.

Siapa Saja Negara Penghasil Jagung Terbesar di Dunia?

Gambar produksi jagung di dunia

Tidak banyak orang yang menyadari bahwa Indonesia juga termasuk negara penghasil jagung terbesar di dunia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2019 Indonesia memproduksi jagung sebanyak 22,6 juta ton atau menempati peringkat ke-12 dunia. Meskipun demikian, masih ada beberapa negara yang menghasilkan jagung lebih banyak daripada Indonesia. Berikut adalah daftar negara penghasil jagung terbesar di dunia:

  1. AS (384,2 juta ton)
  2. Cina (257,7 juta ton)
  3. Brazil (98,8 juta ton)
  4. Meksiko (42,8 juta ton)
  5. Argentina (51,5 juta ton)
Baca juga  Jagung Goreng Tepung

Bagaimana Dampak Kekeringan Terhadap Negara Pengekspor Jagung Terbesar ke-3 di Dunia?

Gambar petani menanam jagung

Salah satu negara penghasil jagung terbesar ke-3 di dunia, yaitu Brazil, juga tidak luput dari ancaman kekeringan. Pada tahun 2020, negara ini mengalami kekeringan yang sangat parah di wilayah tenggara. Kekeringan yang berkepanjangan ini menyebabkan produksi jagung di wilayah tersebut turun hingga 80%. Banyak petani yang mengalami kerugian besar akibat gagal panen dan bahkan terpaksa menutup usaha pertaniannya.

Beberapa langkah telah diambil oleh pemerintah Brazil untuk mengatasi masalah kekeringan ini. Salah satunya adalah dengan memberikan bantuan finansial kepada para petani agar dapat mengelola air secara lebih efektif. Selain itu, pemerintah juga mendorong petani untuk menggunakan teknologi pertanian yang lebih modern dan efisien seperti sistem irigasi tetes dan sensor tanah untuk menghemat penggunaan air.

Apakah Kita Bisa Berdampak?

Gambar jagung yang siap dipanen

Kekeringan yang terjadi di negara-negara penghasil jagung ini tentu saja dapat mempengaruhi pasokan jagung ke seluruh dunia. Jika pasokan jagung berkurang, maka harga jagung akan naik dan makanan yang mengandung jagung, seperti mi instan, keripik jagung, dan sebagainya akan menjadi lebih mahal. Hal ini tentu saja akan berdampak pada kehidupan kita sebagai konsumen.

Namun, bukan hanya pihak pemerintah dan petani yang dapat berperan untuk mengatasi masalah kekeringan ini. Kita sebagai konsumen juga dapat turut berperan dengan memilih produk makanan yang ramah lingkungan, mendukung kebijakan pemerintah yang berfokus pada penghematan air, dan menghemat penggunaan air di rumah. Dengan begitu, kita dapat membantu menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Jagung mungkin saja terlihat sepele, tetapi komoditas ini memiliki peran yang penting bagi kehidupan kita. Oleh karena itu, mari kita ciptakan dunia yang lebih baik dengan menjaga pasokan jagung dan menghemat air sebaik mungkin.

Baca juga  Mesin Pemipil Jagung Canggih

Temukan postingan lainnya seputar Sayur-sayuran

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *