Bayangkan, Anda sedang menunggu persalinan istri Anda di ruang bersalin. Dokter dan perawat sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk menolong si kecil keluar. Tapi tiba-tiba, istri Anda hanya mengalami alih-alih melahirkan, ada yang keluar dari dalam tubuh suami Anda. Bayi perempuan, atau yang beberapa menilai bayi laki-laki, lahir dari rahim suami Anda yang dilahirkan dan menurut beberapa sains akan menandakan kiamat sudah dekat.
Melahirkan Bayi, Dari Laki-Laki ke Perempuan
Inilah yang terjadi pada Thomas Beatie, seorang transgender laki-laki yang melahirkan bayi pertamanya pada tahun 2008. Ia pada awalnya dilahirkan sebagai seorang perempuan bernama Tracy Lagondino pada tahun 1974. Beberapa tahun kemudian, ia mulai menjalani terapi hormon yang membuatnya merasa lebih cocok sebagai seorang pria dan pada akhirnya, ia melakukan operasi pada tahun 2002 untuk diubah menjadi laki-laki secara resmi.
Beatie terlibat dalam sebuah hubungan dengan istri pertamanya, Nancy, dan mereka ingin memulai keluarga. Namun, pada saat itu, Nancy tidak bisa hamil karena telah mengalami tubektomi, sebuah operasi untuk mencegah kehamilan. Oleh karena itu, Beatie memutuskan untuk mengambil alih dan menjalani inseminasi buatan. Kehamilannya sangat kontroversial karena mayoritas orang menganggapnya tidak mungkin seorang laki-laki melahirkan anak, tetapi pada tanggal 29 Juni 2008, Beatie melahirkan bayi perempuan yang bernama Susan Juliette. Kehamilannya yang unik menarik perhatian media dan membuatnya menjadi selebriti dadakan.
Kebenaran tentang Kelahiran Bayi dari Laki-Laki
Ide bahwa laki-laki dapat melahirkan bayi dalam situasi tertentu tertanam dalam budaya dan mitologi sejak zaman kuno, di mana beberapa dewa laki-laki dilengkapi dengan kekuatan untuk melahirkan keturunan. Namun, dalam dunia nyata, seorang laki-laki belum pernah melahirkan bayi secara fisik. Tapi beberapa ilmuwan menganggap bahwa di masa depan, melahirkan bayi dari laki-laki bukanlah hal yang mustahil.
Perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan hanya berfokus pada sistem reproduksi; jika seorang pria dapat memiliki rahim seperti wanita, ia dapat melahirkan anak. Namun, kemungkinan ini sulit terwujud secara alami pada pria, terutama karena anatomi yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dan perlu didahului dengan adanya teknologi dan ilmu yang matang.
Sebagai contoh, pada tahun 2018, seorang ilmuwan Republik Ceko mencetak ulang ovarium menggunakan teknologi 3D dan memasukkannya ke dalam seekor tikus infertil untuk dapat melahirkan. Ini menunjukkan bahwa perkembangan teknologi di masa depan mengarah pada kemungkinan bagi laki-laki untuk melahirkan anak. Namun, beberapa ahli kesehatan menyoroti beberapa risiko, seperti kemungkinan pendarahan yang parah.
Saat ini, perlakuan medis seperti itu masih sangat langka dan juga kontroversial. Beberapa sudah berpendapat bahwa itu adalah tindakan yang tidak etis. Namun, bagaimana kita benar-benar memandang tindakan tersebut terhadap masyarakat di masa depan yang berbeda dengan pandangan kita, khususnya pada hal yang berkaitan dengan gender dan hak-hak manusia.
Kesimpulan
Kehadiran bayi yang dilahirkan oleh seorang laki-laki akan selalu menjadi topik hangat untuk diperdebatkan, dan hal tersebut sangat jarang dilakukan. Namun, ide-ide ilmiah membuka kemungkinan bahwa tindakan seperti itu pada suatu waktu nanti, meski kontroversial, dapat menjadi kenyataan di masa depan. Hingga saat ini, perdebatan tentang bagaimana peran masing-masing gender dalam sebuah keluarga sangatlah kompleks.
Kita harus menghargai keunikan dan perbedaan masing-masing orang, meskipun ini sulit untuk dilakukan dalam sebuah masyarakat yang terkadang masih sangat kaku dalam pengakuan dan penghargaan terhadap hak-hak LGBTQ+. Kehadiran bayi laki-laki dengan kelahiran tersebut semestinya tidak saja meraih acungan jempol, namun juga mengajarkan kembali konsep dasar manusia akan hak asasi manusia secara universal.
Simak tulisan lainnya seputar Telur
