Tanaman Pengganggu

Posted on

Pada kesempatan kali ini, kami ingin membahas mengenai masalah yang sering dialami oleh para petani di seluruh dunia, yaitu adanya organisme pengganggu tanaman (OPT). Opt ini dapat berupa hama, penyakit dan gulma yang merusak tanaman dan mengganggu produktivitas pertanian.

IMG Pengenalan Singkat Penyebab Kerusakan Tanaman (Pengganggu Tanaman)

Ada beberapa penyebab utama kerusakan tanaman akibat gangguan OPT. Salah satu penyebab utama yaitu serangan hama. Hama merupakan serangga yang merusak tanaman dan mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Contohnya kutu daun, belalang, ulat, dan jangkrik.

Selain hama, penyebab kerusakan tanaman juga bisa disebabkan oleh penyakit. Penyakit ini disebabkan oleh serangan jamur, bakteri dan virus yang masuk ke dalam tanaman. Contohnya seperti karat daun, layu fusarium dan busuk pangkal batang.

Ada juga gangguan oleh gulma. Gulma adalah tanaman liar yang tumbuh di sekitar tanaman utama dan mengambil nutrisi dari tanaman utama. Gulma dapat merusak pertumbuhan tanaman utama seperti cabai, tomat dan jagung. Contohnya seperti rumput liar, tiruan, lumut dan ganggang.

IMG Mengapa Tanaman Inang Harus Diberantas dan Cara Pengendaliannya

Tanaman inang adalah salah satu tanaman yang paling banyak diserang oleh OPT. Tanaman inang biasanya ditanam sebagai jebakan OPT sehingga serangan hama dan penyakit lebih mudah di deteksi. Namun, jika tanaman inang tidak diberantas, maka OPT yang terdapat di sana dapat menyebar dan merusak tanaman utama. Contohnya seperti serangan hama ulat grayak dan tungau laba-laba pada tanaman padi, jagung dan sorghum.

Cara pengendalian terhadap tanaman inang yaitu dengan cara eradikasi. Metode ini dilakukan dengan tujuan agar tanaman inang tidak mengambil nutrisi lagi dari tanaman utama. Eradikasi dapat dilakukan dengan cara memotong atau mencabut tanaman inang. Eradikasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida agar tanaman inang lebih cepat mati atau mencegah pertumbuhannya.

Baca juga  Perbedaan Andromax A dan B

IMG Organisme Pengganggu Tanaman: Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

OPT bisa berbentuk hama, penyakit dan gulma. Hama sendiri terdiri dari serangga, nematoda, dan hewan pengerat. Serangan hama sering kali ditandai dengan munculnya lalat buah pada buah-buahan seperti jeruk, apel dan anggur. Nematoda sendiri adalah cacing parasit yang menyerang akar tanaman dan lebih banyak ditemukan pada tanaman kentang dan wortel. Sedangkan hewan pengerat seperti tikus biasanya menyerang bidang pertanian kebun dan peternakan.

Penyakit pada tanaman biasanya disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Bakteri menyebabkan penyakit bercak daun pada tanaman mentimun dan tomat. Sedangkan virus menyebabkan serangan kerut daun pada tanaman kentang, tomat dan cabai. Jamur menyebabkan penyakit seperti karat daun pada tanaman jagung, tanaman kopi dan tanaman teh.

Gulma sendiri memiliki banyak jenis dan sering kali menempel di sekitar tanaman utama. Beberapa di antaranya seperti Rumput liar, Tiruan, lumut dan ganggang. Gulma ini menyerap nutrisi dari tanaman utama sehingga menghambat pertumbuhan tanaman utama.

IMGKipahit, Tanaman Pengganggu (Gulma) yang Banyak Membantu Petani

Jika sebelumnya kita membahas mengenai tanaman inang sebagai OPT, sekarang kita akan membahas mengenai tanaman pengganggu atau yang biasa disebut sebagai gulma. Gulma sendiri biasanya menempel di sekitar tanaman utama dan dapat menyerap nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman utama.

Namun, di antara banyaknya jenis gulma, ternyata ada satu tanaman yang dapat membantu para petani dan pengendali OPT, yaitu kipahit. Tanaman kipahit sendiri dapat digunakan sebagai tanaman insektisida alami yang dapat membunuh hama pada tanaman, seperti ulat dan kutu. Selain itu, kipahit juga dapat membantu pengendalian gulma yang tumbuh di sekitar tanaman utama.

Baca juga  Cara Membedakan Sepatu Futsal Ori Dan Kw

IMGKementan: Kendalikan Organisme Pengganggu Tanaman Sejak Dini

Kementan memahami betapa pentingnya pengendalian OPT dalam meningkatkan hasil produksi pertanian di Indonesia. Oleh karena itu, Kementan telah memprogramkan berbagai kegiatan pengendalian OPT secara terpadu dan berkelanjutan.

Pengendalian OPT dimulai dari tindakan preventif, yaitu dengan meningkatkan kualitas tanah, memberikan pupuk yang cukup dan tanaman yang sehat. Selain itu, pengendalian OPT juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan agensia pengendalian OPT alami seperti serangga pemangsah, jamur pengganggu dan predator alami hama.

Jika pengendalian secara preventif tidak dapat dilakukan atau tidak berhasil, maka pengendalian secara kuratif dapat dilakukan. Pengendalian kuratif dilakukan dengan penggunaan bahan kimia seperti insektisida, herbisida dan fungisida. Penggunaan bahan kimia harus dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak lingkungan sekitar dan tanaman yang ada di sekitarnya.

Dalam menjaga keberhasilan pengendalian OPT, perlu dilakukan pengamatan terhadap OPT pada tanaman secara rutin. Pengamatan dilakukan dengan cara mengecek adanya tanda-tanda serangan OPT seperti daun yang kering, daun yang berlubang-lubang atau adanya bintik-bintik di daun tanaman. Jika sudah ditemukan tanda-tanda serangan OPT pada tanaman, maka segera lakukan pengendalian yang sesuai.

Demikian beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengendalikan OPT pada tanaman. Pengendalian OPT harus dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan produktivitas pertanian dapat meningkat.

Rekomendasi artikel lainnya seputar Tanaman Pengganggu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *