Pancasila sebagai sistem filsafat – Pancasila merupakan dasar filsafat kenegaraan Indonesia sekaligus falsafah hidup bangsa. Pancasila berisi nilai kearifan lokal yang sudah tersedia di tengah-tengah masyarakat sejak lama. Itulah sebabnya Ir. Soekarno enggan disebut sebagai “pencipta” Pancasila.
Baca Juga: Sistem Pemungutan Pajak
Daftar Isi Artikel
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
“Aku tidak mengatakan bahwa saya menciptakan Pancasila. Apa yang kukerjakan hanyalah menggali jauh ke dalam bumi kami, tradisi-tradisi kami sendiri, dan saya menemukan lima butir mutiara yang indah”, ungkap Bung Karno dalam pidato perumusan Pancasila.
Dengan demikian, apa yang dilakukan Bung Karno beserta para pendiri bangsa bukanlah membuat Pancasila. Namun, mereka cuma memperjelas nilai-nilai hidup yang berupa implisit untuk dituangkan menjadi suatu hal yang lebih konkret.
Makna
Sebelum mengupas lebih jauh mengenai filsafat Pancasila, penting untuk mengerti lebih dulu apa yang dimaksud filsafat. Mengutip buku Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan oleh Edi Rohani (2019), filsafat bisa diambil kesimpulan sebagai pandangan hidup seseorang atau group yang merupakan rencana dasar dari kehidupan yang dicita-citakan.
Sedangkan sistem menurut Sri Rahayu dalam Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan (2017) umumnya miliki ciri:
- Suatu kesatuan bagian-bagian.
- Saling berhubungan, saling ketergantungan.
- Kesemuanya dimaksudkan untuk raih suatu target bersama.
- Terjadi dalam suatu lingkungan yang komplek. soolantra ivermectina
Dengan demikian, Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berkaitan, apalagi saling berkualifikasi pada satu sila bersama sila lainnya supaya membentuk suatu susunan yang menyeluruh untuk target tertentu. ivermectin amazon ca
Pemikiran dasar yang terdapat dalam Pancasila yakni mengenai interaksi manusia bersama Tuhan Yang Maha Esa, bersama dirinya sendiri, bersama sesama manusia, dan bersama masyarakat bangsa. Menurut Ruslan Abdul Gani, Pancasila disebut sebagai filsafat karena merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam oleh para founding fathers atau pendiri bangsa Indonesia. ivermectin ema
Karakteristik
Mengutip Pancasila Sebagai Sistem Filsafat oleh Rowland Bismark Fernando Pasaribu, karakteristik sistem filsafat Pancasila yaitu:
- Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian yang disusun secara hierarkis.
- Tiap sila Pancasila tidak bisa berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan.
- Di pada sila-sila Pancasila tersedia interaksi yang saling mengikat pada yang satu bersama yang lain, supaya Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat, bisa diekspresikan sebagai berikut:
- Sila 1 meliputi, mendasari, dan menjiwai sila 2, 3, 4, dan 5.
- Sila 2 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, dan juga mendasari dan menjiwai sila 3, 4, dan 5.
- Sila 3 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan juga mendasari dan menjiwa; sila 4 dan 5.
- Sila 4 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, dan juga mendasari dan menjiwai sila 5.
- Sila 5 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.
Mengapa Pancasila Dikatakan Sebagai Sistem Filsafat?
Melansir laman Gunadarma, Pancasila merupakan sistem filsafat gara-gara mencukupi ciri-ciri berpikir kefilsafatan. Yaitu:
Bersifat koheren
Berhubungan satu sama lain dan tidak mengandung pengakuan yang saling bertentangan. Meskipun tidak serupa selamanya saling melengkapi dan tiap bagian membawa faedah dan kedudukan tersendiri.
Bersifat menyeluruh
Pancasila bisa mewadahi seluruh kehidupan dan dinamika masyarakat di Indonesia.
Bersifat mendasar
Pancasila dirumuskan berdasarkan inti penting tata kehidupan manusia untuk hadapi diri sendiri, sesama manusia, dan Tuhan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Bersifat spekulatif
Pancasila sebagai dasar negara pada mulanya merupakan buah pikir dari tokoh-tokoh kenegaraan, yang sesudah itu dibuktikan kebenarannya lewat rangkaian diskusi dan dialog panjang dalam sidang BPUPKI dan PPKI.
Nah, itulah sedikit informasi tentang pancasila sebagai sistem filsafat yang semoga membantu anda dan terima kasih sudah membaca.
