Budidaya Ayam Kampung – Ayam kampung adalah salah satu jenis ayam yang banyak dimintai, baik telur ataupun dagingnya. Ayam ini dikenal sebagai ayam kampung karena jenis ayam ini memiliki ciri khas yaitu hidup di wilayah perkampungan atau pedesaan.
Oleh karena itu, biasanya pemberian pakan ayam pun juga dapat dikatakan masih sangat alami dan jauh dari bahan-bahan kimia. Sebagaimana yang banyak dipakai pada ayam boiler dan ayam petelur. Jadi, tidak heran apabila dari segi kesehatan, ayam kampung relatif sangat aman dikonsumsi.
Meningkatnya rasa kepedulian mengenai kesehatan di mata masyarakat sendiri tentu menjadikan konsumsi ayam kampung di pasaran pun menjadi meningkat. Oleh karena itu, tidak heran apabila peningkatan permintaan pasar terhadap ayam kampung cukup tinggi.
Tentu ini menjadi sebuah peluang usaha bagi Anda untuk budidaya ayam kampung. Usaha ini pastinya akan memberi keuntungan. Lalu bagaimana cara budidaya ayam kampung ini ? Yuk, langsung saja simak ulasan artikelnya yang sudah caraprofesor.com rangkum dari berbagai sumber berikut ini!
Cara Budidaya Ayam Kampung dengan Modal Kecil
1. Persiapan Kandang
Langkah pertama budidaya ayam kampung yaitu dengan mempersiapkan kandangnya. Kandang ini adalah tempat dimana nanti ayam kampung dapat diternak. Sebaiknya, Anda menyiapkan lokasi kandang yang berjarak tidak terlalu jauh dari rumah.
Tentunya supaya lebih mudah dalam pengawasan. Untuk lebih jelasnya, maka Anda dapat menyimak hal-hal berikut ini:
- Buatlah kandang tertutup yang mengelilingi lokasi supaya ayam tidak berkeliaran dan menganggu tetangga.
- Anda dapat membuat kandang memakai bambu yang dianyam atau dipaku.
- Dinding kandang harus rapat supaya tidak dapat dimasuki hewan liar seperti anjing atau hewan buas lainnya.
- Usahakan tinggi kandang minimal 3 meter, karena jika dibawah 3 meter dikhawatirkan ayam masih bisa terbang untuk melewatinya.
- Sekat kandang ayam kampung menjadi dua bagian, dimana satu bagian untuk ayam yang baru mulai ditetaskan dan satu yang untuk ayam dewasa.
- Sesudah kandang siap, maka Anda dapat langsung memulai tahapan budidaya.
- Seminggu sebelum ditempati, ada baiknya kandang dibersihkan dan disemprot memakai pestisida supaya parasit-parasit yang ada mati dan tidak menganggu proses budidaya.
Baca Juga: Cara Budidaya Ikan Cupang
2. Pemilihan Indukan
Cara beternak ayam kampung yang berikutnya yaitu melakukan pemilihan indukan. Indukan inilah yang selanjutnya akan menghasilkan telur dan anakan ayam kampung yang kelak akan dibudidayakan dan mulai dijual.
Indukan yang baik, pastinya akan mempunyai ketuturan yang baik. Oleh karena itu, Anda wajib memperhatikan beberapa hal berikut ini:
- Indukan jantan harus mempunyai bulu yang mengkilap, suara kokokan yang lantang, serta sehat dan tidak mengalami kecacatan. Tidak hanya itu, pejantan juga harus aktif bergerak dan cukup agresif.
- Untuk indukan betina Anda dapat memilih yang mempunyai warna yang menarik, bulu mengkilap, ukuran tubuh sudah besar dan siap untuk dikawinkan, sehat dan tidak cacat, serta mempunyai gerakan yang aktif.
- Sebenarnya, untuk perbandingan pejantan dan betina yang ideal tidak ada patokan.
- Anda bahkan dapat mengisi 1 pejantan dan 10 betina dalam kandang.
- Sesudah memastikan indukan siap bereproduksi, maka Anda dapat langsung memasukkan semua indukan dalam kandang.
- Tahap berikutnya yaitu mengawinkan kedua indukan supaya sang betina bisa bertelur dan proses budidaya dapat terus berlanjut.
3. Proses Perkawinan Indukan
Cara budidaya ayam kampung berikutnya memasuki proses pengawinan indukan. Sesudah indukan dilepas di kandang, maka selama beberapa hari ayam akan beradaptasi dengan lingkungannya.
Anda jangan lupa untuk memberikan pakan tambahan. Proses perkawinan akan dilakukan oleh kedua indukan apabila keduanya sudah siap kawin. Anda tidak dapat mempercepat proses perkawinan, karena hal ini berlangsung secara alamiah.
Anda hanya perlu menunggu sampai kedua indukan melakukan perkawinan. Sesudah kedua indukan melakukan perkawinan. Anda masih perlu memberikan pakan secara rutin sebanyak 3 kali dalam sehari. Pakan yang diberikan bisa berupa pelet dan dicampurkan dengan jagung giling atau jagung pipilan.
Kesuksesan proses perkawinan akan ditunjukkan dengan ciri si betina biasanya akan lebih rewel. Dalam artian si betina akan terus berkokok, ini menunjukkan bahwa sudah saatnya si betina bertelur.
Maka yang perlu Anda lakukan yaitu memisahkan serta memindahkannya ke kandang sebelah sebagai kandang sementara untuk sang betina bertelur. Ayam betina biasanya akan bertelur paling sedikit 5 butir dan dapat mencapai 14 biji telur untuk sekali bertelur.
Baca Juga: Budidaya Jangkrik
4. Proses Penetasan Telur
Cara budidaya ayam kampung selanjutnya adalah proses penetasan telur. Proses penetasan ini biasanya dilakukan secara buatan atau manual. Apabila ditetaskan melalui cara buatan, maka waktu yang diperlukan lebih singkat yaitu hanya 14-20 hari.
Sementara apabila ditetaskan secara alami memerlukan waktu yang lebih lama yaitu sekitar 25-35 hari saja. Oleh karena itu, menetaskan secara manual akan lebih menguntungkan dalam budidaya ayam kampung ini. Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
- Langkah pertama, buatlah kotak penetasan dengan ukuran yang telah ditentukan.
- Berikan lampu tambahan dengan daya 10 watt.
- Anda dapat memakai lampu bohlam atau lampu neon.
- Letakkan telur di bawah lampu, lalu biarkan sampai telur menetas.
- Sesudah 14-20 hari maka telur akan mulai menetas. Setelah ini maka perawatan dan pemeliharaan intensif perlu dilakukan.
5. Memelihara Anakan Ayam Kampung
Apabila telur sudah mulai menetas, maka Anda wajib menjalankan pemeliharaan dengan intensif. Pemeliharaan yang dilakukan yaitu dengan memberi pakan.
Pakan yang dipakai juga adalah pakan khusus. Sedangkan untuk minumnya yaitu jagung yang digiling dengan halus. Pakan ini diberikan sampai anakan berusia 2 bulan. Nah, sesudah lewat dua bulan, anakan bisa dipindahkan ke kandang dewasa.
Baca Juga: Budidaya Cacing Sutra
6. Proses Penjualan
Cara budidaya ayam kampung yang terakhir yaitu proses penjualan. Sesudah berumur 1-3 bulan, maka anakan ayam kampung sudah dapat dijual ke pasaran. Namun, Anda jangan berpatokan pada umur saja, sebab bobot atau berat tubuh ayam juga akan menentukan nilai jual.
Bobot ayam yang sudah ideal untuk dikonsumsi dan dijual biasanya antara 1-2 kg. Hal ini tergantung dengan permintaan di pasaran. Sebab, Anda harus mengikuti bobot standar yang biasa ada di pasaran. Selain daging, tentu komoditas lain dari budidaya ayam kampung yang bisa dijual yaitu telur ayam.